Rabu, 19 Oktober 2011

wawan cara dengan marjinal


Dibawah ini adalah wawancara dengan Marjinal, band yang terkenal sebagai band yang memiliki semangat perlawanan yang kuat… Wawancara ini dikutip dari KEMERDEKAAN ZINE
Pertanyaan yang sangat membosankan, tolong ceritakan awal berdirinya band kalian, MARJINAL dan siapa saja tukang protes didalamnya………. Awal kami membentuk band itu pada tahun 1997, dengan bersandang nama ANTI ABRI, dimana secara kebetulan kami anti kekerasan, dan ABRI salah satu kuat membudayakan kekerasan. Kami sering bermain pada event-event bebas. Disaat-saat selalu bersama-sama (dadakan), lantas kami buat ANTI-MILITARY, karena ABRI sudah diganti. Yang album pertama pada tahun 1999, album kedua pada tahun 2000 dengan personil yang selalu berganti-ganti dan kami suka itu. Dan yang terdata, ROMY JAHAT (biduan), CHE MONKEY (ritem), BOB Oi! (bas), STEVE (dram), MIKE (melodi), ACAY LEE (dram), EKAL (vokal), SISI (vokal), ABLEH (ritem), ASEP (vokal) dan ARIEF (dram)…..yang sekarang…..lalu, kami keluarkan MARJINAL. Semua tukang protes.
Dulu nama band kalian adalah ANTI-MILITARY, mengapa kalian merubah nama band kalian menjadi MARJINAL, tolong ceritakan latar belakang kalian merubah nama band kalian………. Kebutuhan kami membuat nama MARJINAL dikarenakan masih memiliki hubungan dengan Anti ABRI dan Anti Military….. dan perlu digaris bawahi kami tidak mengganti nama tapi kami membuat dan menggunakan nama MARJINAL sebagai proses titik balik untuk menjawab persoalan-persoalan obyektif. Agar, minimal diketahui oleh khalayak banyak seperti istilah Anti ABRI, Anti Military. Kenapa harus anti dan istilah MARJINAL, siapa itu ‘Marjinal’, bagaimana terjadinya marjinalisasi dan lain-lain. Demikian kawan!
Dalam lirik kalian sebelumnya (Anti-Military), banyak sekali konsep pemikiran budaya perlawanan khususnya Anarkis serta variannya. Tolong ceritakan cara pandang kalian tentang konsep pemikiran tersebut………. Kami lebih memfungsikanAnarkisme dan variannya adalah sebatas referensi, bukannya mengadopsi mentah. Kami lebih mengupayakan melihat, merasa, mendengar dan meraba situasi serta kondisi yang mempengaruhi kami.
Dalam bermusik, tentu kalian lebih mengutamakan lirik. Sejauh mana pandangan kalian tentang konsep lirik tersebut dan bagaimana juga cara kalian dalam merealisasikannya dalam masyarakat………. Sejauh mataku memotret kejadian, sejauh aku mengepakkan sayap dan merambat. Dan sejauh roda gerigi otak-otakku bekerja. Dengan banyak cara dan kami percaya dan yakini ada 1001 macam aksi yang dapat kami lakukan. Adalah sebuah kontradiksi, untuk membantu menciptakan sebuah pemikiran yang notabene masyarakat kita selalu diorientasikan dalam pemikiran yang seragam dan searah. Masyarakat yang berdiri diatas nilai-nilai kemanusiaan, tolong-menolong, si kaya bantu si miskin, kuat bantu lemah, saling menghormati dan menghargai. Kami tidak bisa mendeteksi hal itu, terserah! …..Yakin, karena manusia itu adalah berfikir secara rasional.
Bagaimana pandangan kalian tentang politik dan punk, apakah bisa berjalan/ seimbang, sedangkan secara obyektif punk yang selama ini merupakan Counter-Culture (budaya perlawanan), sekarang ini telah mengalami dekadensi dan pola gerakan mereka yang cenderung berjalan sendiri-sendiri dan bergerak secara elitis. Malahan cenderung menciptakan suatu kontradiksi di dalamnya. Contohnya antara apolitikal dan politikal, bagaimana pandangan kalian dalam hal ini………. Pandangan kami dalam hal ini bahwa politik bisa berjalan seimbang dengan punk, karena punk itu sendiri adalah politik dan politik yang melahirkan punk. Tanpa politik takkan melahirkan punk, dan bila hanya punk hanya itu hanya sebuah kata tidak melahirkan tindakan, karena politik (POLI dan TIK = banyak cara. Pandangan kami dalam kontradiksi di dalam punk adalah sesuatu yang wajar dan kami melihatnya sebagai proses pendewasaan (kontradiksi melahirkan dialektika).
Menanggapi masalah globalisasi yang sudah masuk ke negara-negara dunia ketiga (khususnya Indonesia), yang berbasis pada industrialisasi dan ekonomi secara struktural, cara-cara apakah yang relevan untuk membendung ruang gerak mereka selama ini………. Bentuk sel-sel baru, untuk menggempur lawan dengan syarat terjun ke kantong-kantong masyarakat untuk belajar dan bekerja sama-sama. Yakini tanpa mereka (masyarakat) tidak akan pernah menciptakan perubahan.
Proses reformasi dan demokratisasi yang selama ini diagungkan oleh rakyat Indonesia, tidak berjalan seperti yang mereka impikan. Bagaimana tanggapan kalian dalam hal ini? Dan tatanan masyarakat yang bagaimana yang kalian inginkan………. Ya, jelaslah…..proses reformasi dan demokratisasi hanya menjadi terminologi untuk mengantar sebuah kekuasaan baru. Jadi impian masyarakat mengenai demokrasi hanya sekedar impian tok, jikalau sistem yang masih dikuasai oleh segelintir kaum minoritas. Tatanan masyarakat yang berasakan nilai kemanusiaan. Manusia makhluk yang sosial, manusia makhluk yang berpikir, makhluk yang merdeka, yang bukan gembala dan yang berakal budi pekerti yang tinggi.
Oke, kembali berbicara tentang MARJINAL, terpikir tidak dalam diri kalian untuk bergabung dengan major label dengan tujuan untuk mensosialisasikan ide-ide penikiran kalian dalam jangkauan masyarakat luas dan secara tidak langsung memberikan penyadaran kepada mereka. Contoh seperti RAGE AGAINST THE MACHINE, CHUMBAWAMBA ataupun IWAN FALS (seperti album lamanya), bagaimana menurut kalian………. Terpikir sih, tapi kami tidak tertarik tuh, dengan disiplinier recording Indonesia khususnya. Biasanya yang menciptakan teman-teman menjadi obyek, berbeda dengan CHUMBAWAMBA, R.A.T.M dan IWAN FALS. Mereka telah memenangkan pasar. Oleh sebab itu, mari kita ciptakan kerjasama yang kuat dilingkungan kita, pada khususnya. Dengan ciptakan masyarakat yang kreatif dan produktif sebagai perlawanan terhadap kapitalisme.
Mendengar kabar bahwa salah satu album kalian, dirilis juga oleh salah satu rekord di Australia. Bisa ceritakan hal itu………. Tepatnya kami tidak tahu rekord tersebut. Tetapi yang kami tahu kaset kami akan dibajak disana oleh sekelompok kawan yang tergabung didalam komunitas sosialis di Australia.
Untuk menutup interview ini, ada yang kalian ingin sampaikan untuk semua yang membaca interview ini………. Jangan hanya untuk percaya saja karena manusia diciptakan untuk berpikir.
MARJINAL//ANTI-MILITARY
P.O. BOX 7735 JKS LA, JAKARTA 12077 INDONESIA.
e-mail : taringbabi@yahoo.com

Kamis, 13 Oktober 2011

berdiri nya marjinal

berdirinya marjinal

Sejarah Berdirinya Marjinal 02:05

Dibawah ini adalah wawancara dengan Marjinal, band yang terkenal sebagai band yang memiliki semangat perlawanan yang kuat… Wawancara ini dikutip dari KEMERDEKAAN ZINE
Pertanyaan yang sangat membosankan, tolong ceritakan awal berdirinya band kalian, MARJINAL dan siapa saja tukang protes didalamnya………. Awal kami membentuk band itu pada tahun 1997, dengan bersandang nama ANTI ABRI, dimana secara kebetulan kami anti kekerasan, dan ABRI salah satu kuat membudayakan kekerasan. Kami sering bermain pada event-event bebas. Disaat-saat selalu bersama-sama (dadakan), lantas kami buat ANTI-MILITARY, karena ABRI sudah diganti. Yang album pertama pada tahun 1999, album kedua pada tahun 2000 dengan personil yang selalu berganti-ganti dan kami suka itu. Dan yang terdata, ROMY JAHAT (biduan), CHE MONKEY (ritem), BOB Oi! (bas), STEVE (dram), MIKE (melodi), ACAY LEE (dram), EKAL (vokal), SISI (vokal), ABLEH (ritem), ASEP (vokal) dan ARIEF (dram)…..yang sekarang…..lalu, kami keluarkan MARJINAL. Semua tukang protes.
Dulu nama band kalian adalah ANTI-MILITARY, mengapa kalian merubah nama band kalian menjadi MARJINAL, tolong ceritakan latar belakang kalian merubah nama band kalian………. Kebutuhan kami membuat nama MARJINAL dikarenakan masih memiliki hubungan dengan Anti ABRI dan Anti Military….. dan perlu digaris bawahi kami tidak mengganti nama tapi kami membuat dan menggunakan nama MARJINAL sebagai proses titik balik untuk menjawab persoalan-persoalan obyektif. Agar, minimal diketahui oleh khalayak banyak seperti istilah Anti ABRI, Anti Military. Kenapa harus anti dan istilah MARJINAL, siapa itu ‘Marjinal’, bagaimana terjadinya marjinalisasi dan lain-lain. Demikian kawan!
Dalam lirik kalian sebelumnya (Anti-Military), banyak sekali konsep pemikiran budaya perlawanan khususnya Anarkis serta variannya. Tolong ceritakan cara pandang kalian tentang konsep pemikiran tersebut………. Kami lebih memfungsikanAnarkisme dan variannya adalah sebatas referensi, bukannya mengadopsi mentah. Kami lebih mengupayakan melihat, merasa, mendengar dan meraba situasi serta kondisi yang mempengaruhi kami.
Dalam bermusik, tentu kalian lebih mengutamakan lirik. Sejauh mana pandangan kalian tentang konsep lirik tersebut dan bagaimana juga cara kalian dalam merealisasikannya dalam masyarakat………. Sejauh mataku memotret kejadian, sejauh aku mengepakkan sayap dan merambat. Dan sejauh roda gerigi otak-otakku bekerja. Dengan banyak cara dan kami percaya dan yakini ada 1001 macam aksi yang dapat kami lakukan. Adalah sebuah kontradiksi, untuk membantu menciptakan sebuah pemikiran yang notabene masyarakat kita selalu diorientasikan dalam pemikiran yang seragam dan searah. Masyarakat yang berdiri diatas nilai-nilai kemanusiaan, tolong-menolong, si kaya bantu si miskin, kuat bantu lemah, saling menghormati dan menghargai. Kami tidak bisa mendeteksi hal itu, terserah! …..Yakin, karena manusia itu adalah berfikir secara rasional.
Bagaimana pandangan kalian tentang politik dan punk, apakah bisa berjalan/ seimbang, sedangkan secara obyektif punk yang selama ini merupakan Counter-Culture (budaya perlawanan), sekarang ini telah mengalami dekadensi dan pola gerakan mereka yang cenderung berjalan sendiri-sendiri dan bergerak secara elitis. Malahan cenderung menciptakan suatu kontradiksi di dalamnya. Contohnya antara apolitikal dan politikal, bagaimana pandangan kalian dalam hal ini………. Pandangan kami dalam hal ini bahwa politik bisa berjalan seimbang dengan punk, karena punk itu sendiri adalah politik dan politik yang melahirkan punk. Tanpa politik takkan melahirkan punk, dan bila hanya punk hanya itu hanya sebuah kata tidak melahirkan tindakan, karena politik (POLI dan TIK = banyak cara. Pandangan kami dalam kontradiksi di dalam punk adalah sesuatu yang wajar dan kami melihatnya sebagai proses pendewasaan (kontradiksi melahirkan dialektika).
Menanggapi masalah globalisasi yang sudah masuk ke negara-negara dunia ketiga (khususnya Indonesia), yang berbasis pada industrialisasi dan ekonomi secara struktural, cara-cara apakah yang relevan untuk membendung ruang gerak mereka selama ini………. Bentuk sel-sel baru, untuk menggempur lawan dengan syarat terjun ke kantong-kantong masyarakat untuk belajar dan bekerja sama-sama. Yakini tanpa mereka (masyarakat) tidak akan pernah menciptakan perubahan.
Proses reformasi dan demokratisasi yang selama ini diagungkan oleh rakyat Indonesia, tidak berjalan seperti yang mereka impikan. Bagaimana tanggapan kalian dalam hal ini? Dan tatanan masyarakat yang bagaimana yang kalian inginkan………. Ya, jelaslah…..proses reformasi dan demokratisasi hanya menjadi terminologi untuk mengantar sebuah kekuasaan baru. Jadi impian masyarakat mengenai demokrasi hanya sekedar impian tok, jikalau sistem yang masih dikuasai oleh segelintir kaum minoritas. Tatanan masyarakat yang berasakan nilai kemanusiaan. Manusia makhluk yang sosial, manusia makhluk yang berpikir, makhluk yang merdeka, yang bukan gembala dan yang berakal budi pekerti yang tinggi.
Oke, kembali berbicara tentang MARJINAL, terpikir tidak dalam diri kalian untuk bergabung dengan major label dengan tujuan untuk mensosialisasikan ide-ide penikiran kalian dalam jangkauan masyarakat luas dan secara tidak langsung memberikan penyadaran kepada mereka. Contoh seperti RAGE AGAINST THE MACHINE, CHUMBAWAMBA ataupun IWAN FALS (seperti album lamanya), bagaimana menurut kalian………. Terpikir sih, tapi kami tidak tertarik tuh, dengan disiplinier recording Indonesia khususnya. Biasanya yang menciptakan teman-teman menjadi obyek, berbeda dengan CHUMBAWAMBA, R.A.T.M dan IWAN FALS. Mereka telah memenangkan pasar. Oleh sebab itu, mari kita ciptakan kerjasama yang kuat dilingkungan kita, pada khususnya. Dengan ciptakan masyarakat yang kreatif dan produktif sebagai perlawanan terhadap kapitalisme.
Mendengar kabar bahwa salah satu album kalian, dirilis juga oleh salah satu rekord di Australia. Bisa ceritakan hal itu………. Tepatnya kami tidak tahu rekord tersebut. Tetapi yang kami tahu kaset kami akan dibajak disana oleh sekelompok kawan yang tergabung didalam komunitas sosialis di Australia.

kisak kaum marjinal

sebnarnya hari ini sangat malas untuk membuka laptop walaupun hanya untuk sekedar mengecek e-mail tapi entah kenapa ada dorongan untuk sekedar menengok. sambil mengisi waktu loading yang cukup lama, saya coba membuka kembali arsip tulisan yang lama tersimpan dalam buku (dulu sebelum punya laptop, saya sering menulis di buku), ada satu tulisan menarik yang mengingatkan saya akan masa lalu, tulisannya tidak panjang hanya beberapa paragraf, tapi yang membuat saya tertarik pada tulisan itu bukanlah karena tulisannya tapi sesuatu di balik tulisan itu.
judulnya “pelanggan” saya tidak akan menulis kembali cerita itu, tapi hanya sekedar mengullas kenapa tulisan itu sangat menarik bagi saya (pandangan amat sangat subjektif, hehhehe ^,^). tulisan itu membawa saya kepada seapasang suami istri yang kesulitan untuk menguburkan anaknya di jogja.
malam itu sebenarnya saya bersama seseorang berniat menjenguk salah seorang teman yang di rawat di salah satu Rumah Sakit di jogja. tapi karena waktu jenguk sudah habis, hanya orang yang memegang kartu masuk sebagai penunggu pasien saja yang berhak masuk. sayangnya kami berdua tidak memiliki kartu tersebut, akhirnya dengan berbagai alasan kepada satpam penunggu pintu (serem.. kaya hantu aja penunggu…)salah satu dari kami boleh masuk untuk mengambil kartu sementara. saya sendiri memutuskan untuk menunggu di luar (yaa… teras RS tsb lah…), walau pada saat itu rintik grimis cukup deras.
ga lama setelah suasana dingin menusuk ke tulang, ada seorang wanita lusuh menangis histeris di dampingi seorang pria di sampingnya dengan tangan kiri mengepal keras dan tangan kanan memegang bahu wanita itu dengan erat, wajahnya masih sanggup untuk mencoba menatap lurus walau terlihat guratan kesedihan jelas tergambar di wajahnya. saya masih duduk sambil mencoba merapatkan kaki dan menyilangkan tangan didada, sekedar menahan dingin. entah apa yang terjadi dengan sepasang -yang menurut saya- suami-istri tersebut. saya mencoba bersikap acuh sambil mengomel dalam hati, teman yang tadi masuk untuk mengambil “boarding pass” Rumah Sakit belum juga muncul.
lamunan saya tentang teman tadi seketika pecah ketika seorang tukang parkir berujar
“kasihan ya mereka, udah anaknya mati, ga bisa di kubur lagi” ,
kalimat tukang parkir yang di tunjukan kepada para tukang becak dan sopir taksi yang mangkal di depan RS tersebut membuat saya yang duduk agak jauh mencoba untuk menggeser duduk saya mendekati “rumpian” para “transporter”, suara rintik grimis yang sudah agak mereda saya coba hilangkan dan menggantinya dengan memfokuskan telinga kanan saya dengan pembicaraan mereka tadi, lamunan teman yang tak kunjung kembali saya ganti dengan berkonsentrasi pada topik pembicaraan mereka.
hampir 15 menit saya mencoba memahami apa yang sedang sopir, tukang becak, tukang parkir itu bicarakan, dari pembicaraan mereka ada satu garis kesimpulan yang sama yang sedang mereka fikirkan atau bahkan mungkin takutkan. tentang nasib mereka yang mungkin sama seperti apa yang suami-istri tadi rasakan.
ternyata sepasang suami-istri tadi sedang menangisi anak mereka yang telah meninggal. anaknya meninggal terkena Demam Berdarah, dan tidak dapat tertolong setelah di rawat 2 hari di Rumah Sakit, dan bukan hanya itu saja, bahwa mereka harus mengalami sebuah kenyatan pahit anaknya tidak bisa di bawa pulang karena biyaya Rumah Sakit harus dilaunasi dahulu sebelum jenazah anaknya diambil, menurut bocoran satpam RS, biaya’y meliputi ICU selama dua hari dan 3 kantong darah, belum lagi biyaya obat serta suntik, yang menyentuh juta dan saya yakin biaya Rumah Sakit untuk anak mereka masih lebih murah di banding sebuah Blackberry yang di pegang anak ABG yang tidak merasa terganggu dengan suara tangis di ruang administrasi, wajah ABG itu tetap tersenyum kecil tanpa pernah sekalipun melepas tatapannya dari layar gadget berharga mahal itu.
masalah suami-istri itu tidak hanya kematian anaknya dan biaya Rumah Sakit, tapi juga soal penguburan jenazah. jenazah itu harus di bawa ke pekalongan karena tidak dapat di kubur di jogja, biasa persoalan classic, mereka tidak punya KTP jogja dan secara administrasi mereka tidak punya tempat tinggal tetap di jogja. sebenarnya ada jalan keluar, yaitu jenazah bisa di kubur di hogja dengan membayar biaya pemakaman dan tempat di TPU. sayangnya hal itu juga tidak dapat di lakuakn karena harga pemakaman di TPU hampir sama dengan biaya sewa mobil jenazah ke pekalongan. tunggu dulu, itu terlalu jauh, sumai-sitri ini masih belum menemukan jalan keluar bagaimana mengeluarkan jenazah anaknya dari Rumah Sakit.
hawa dingin yang tadi menusuk tulang sudah tak terasa lagi, bukan saja karena gerimis sudah reda, tapi hati yang memanas, bukan juga karena melihat realita sosial, tapi saya marah kepada diri sendiri karena tidak mamu membantu mereka. pikiran saya melayang kepada orang-orang kaya serakah, koruptor busuk, DPR yang di cekoki uang rakyat, pemerintahan yang tak beradab dan apa saja hingga pikiran menjadi amat liar sampai bernani menggugat Tuhan (astagfirullah….).
“ziz,”
suara itu sangat saya kenal, ya suara teman yang tadi berangkat bersma ke Rumah Sakit, teman yang meninggalkan saya kedinginan di luar, teman yang membuat saya mendengar dan menyaksikan kisah tragis ini
“ziz”
suara itu kembali terdengar,
“eh, nglamun aja, ayo balik”
ah sialan belum juga masuk menjenguk teman yang sakit sudah di ajak pulang
saya coba membela diri,
“lho aku kan blm masuk ?”
“ga usah, yanto udh tidur, ga enak, td aq jg nyasar di dalem, salah kamar” timpalnya,
“ya udah, ayo pulang” ajak ku….
saya coba menengok kembali wajah suami-istri yang dilanda duka cita amat sangat, sesak rasanya hati ingin rasanya meneskan air mata tapi masih kutahan, tapi sepertinya langit sudah menggantikan diriku, sekarang aku tahu kenapa dari tadi rintik grimis begitu deras, mungkin llangit ikut menangis untukk jenazah itu.

Selasa, 11 Oktober 2011

perangi penindasan


banyak tema - teman ku????

MARJINAL

Komunitas Marjinal lahir tidak lepas dari kondisi masyarakat yang tertindas. Dan perlu diketahui bahwa Marjinal tidaklah sebuah group band (walaupun rockstar semuanya he he hee) tetapi Marjinal lebih mengaktualisasikan dirinya debagai komunitas.
Marjinal juga terkenal sebagai Taring Babi, AFRA (Anti Fasis Anti Rasis), dan Tempe Quality. Ini mempunyai arti bahwa mereka ingin menghancurkan system kepakeman yang berlaku sekarang ini.
Marjinal adalah komunitas yang terbuka untuk siapa saja yang ingin ikut melawan penindasaan dengan acara yang independen, kreatif, dan adil.
KegiatanSelain bermusik, Marjinal juga terlibat aktif dalam gerakaan perlawanan terhadap system yang menghegemoni. Marjinal sering melakukan pengorginisiran dan bekerja sama dengan komunitas yang lain. Marjinal juga melakukan perlawanan lewat graffiti, cukil, sablun, emblem, pin, dan rumah komunitas marjinal selain sebagai ‘home base’ juga sebagai media pendidikan dan distro

marjinal anak merdeka


Ok. kali ini review tentang band kegemaran semua. Tak kira siapa, kutu rock, kaki isap gam, mat punk mahupun tukang lipat sejadah. Sesiapa dengar lagu mereka tentu akan suka akannya. Sebab kebanyakkan rentak lagu mereka lebih kepada lagu-lagu rakyat. Lagu yang bersemangat.
Ada 7 trek kesemuanya dalam EP ini. ‘Emang Pendek’. Darah Juang, Rakyat Merdeka, Partai, Hukum Rimba, Luka Kita, Kesempatan Milik Bersama dan Mata Rante. Durasi keseluruhan 29 minit.
Walaupun ada 2-3 lagu lama, tapi direkod semula dengan versi sedikit berbeza. Vokalis untuk EP ni, si Mike. Tapi bunyi vokal tetap semangat. Diterap dengan lirik yang humor tapi serius. Lebih kurang sama dengan acuan album Predator jugak.
Lagu pilihan aku untuk EP ni, Mata Rante dan Partai.
Untuk lagu Partai, bercerita pasal pemilu, bakal wakil rakyat yang menebar janji sebelum pilihan raya untuk menapak di hati rakyat, tapi seperti biasa ia cuma omongan kosong untuk menang saja. Par(tai)
*****
“25 jigo 25 jigo jadi seratus
pak haji disco, pak haji disco
kolornya putus”
Intro dari Mata Rante. Dinyanyikan ramai-ramai oleh budak-budak. dengan unsur humor. Kemas!
*****
“Kita ini anak merdeka
belajar hidup untuk buat berkarya
kita ini anak merdeka
belajar hidup buat untuk bersama”
Ini pulak, bahagian chorusnya. Cukup menginspirasikan.
*****
Keseluruhannya, lu kena cari sendiri pulak la CDEP ni.
Jangan salah sangka kalau jumpa CD ni, kerana sleeve ini dibuat dengan sais sleeve 7″.
Mau mp3 ke? Ok, tinggalkan e-mel, nanti gua try send. (Update 17/8; gua dah upload di mediafire, link cari kat depan)
oh, jigo itu apa benda ya?

Senin, 03 Oktober 2011

iks.pi kera sakti

iks.pi kera sakti tak takut dengan musuh

iks.pi kera sakti

iks.pi kera sakti
adalah pedoman ku dan pedoman hidup ku di nanti akir hayat ku
                                                    jhin soo
.....................................................selesei................................................