Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun
Arca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta Jnyanawidi
Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama
Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda
(Pupuh LXIX, Bait 1)
Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnya
Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja
Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun
(Pupuh LXIX, Bait 2)
Makam rani: Kamal Padak, Segala, Simping
Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalangu yang baru saja dibangun
(Pupuh LXXIV, Bait 1)
Senin, 30 Januari 2012
SEKOLAHKU PART 2
“Kebersihan sebagan dari Iman. KLIK DISINI
Mungkin sudah banyak penelitian tentang “Hubungan Antara Prestasi Siswa dengan Lingkungan Belajarnya”, tapi sedikit sekali penerapannya di Indonesia. Bahkan pemerintah sendiri sangat kurang memahami akan kebutuhan generasi penerus mereka ini. Entah kurang memahami atau mungkin sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing?Melirik sekolah-sekolah di negara tetangga kita, sebut saja di Singapura, Malaysia, atau Australia, tentunya kita sudah ketinggalan jauh dengan fasilitas dan lingkungan sekolah mereka yang nyaman. Terlebih, siswa di sana juga mendapatkan kewajiban yang mengikat untuk sama-sama merawat lingkungan di sekitar sekolah. Mungkin itu sebabnya siswa-siswi di negara-negara tetangga kita lebih berkualitas secara rata-rata daripada di Indonesia.
Jika kita mencari korelasi antara lingkungan sekolah yang nyaman dengan prestasi siswa di sekolah, maka didapatlah fakta bahwa proses belajar mengajar itu memerlukan ruang dan lingkungan pendukung untuk dapat membantu siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar. Mengapa begitu? Karena belajar memerlukan kondisi psikologi yang mendukung. Jika para siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan dengan kelas yang bersih, udara yang bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya tingkat prestasi para siswa juga akan naik.
Mungkin sudah banyak penelitian tentang “Hubungan Antara Prestasi Siswa dengan Lingkungan Belajarnya”, tapi sedikit sekali penerapannya di Indonesia. Bahkan pemerintah sendiri sangat kurang memahami akan kebutuhan generasi penerus mereka ini. Entah kurang memahami atau mungkin sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing?Melirik sekolah-sekolah di negara tetangga kita, sebut saja di Singapura, Malaysia, atau Australia, tentunya kita sudah ketinggalan jauh dengan fasilitas dan lingkungan sekolah mereka yang nyaman. Terlebih, siswa di sana juga mendapatkan kewajiban yang mengikat untuk sama-sama merawat lingkungan di sekitar sekolah. Mungkin itu sebabnya siswa-siswi di negara-negara tetangga kita lebih berkualitas secara rata-rata daripada di Indonesia.
Jika kita mencari korelasi antara lingkungan sekolah yang nyaman dengan prestasi siswa di sekolah, maka didapatlah fakta bahwa proses belajar mengajar itu memerlukan ruang dan lingkungan pendukung untuk dapat membantu siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar. Mengapa begitu? Karena belajar memerlukan kondisi psikologi yang mendukung. Jika para siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan dengan kelas yang bersih, udara yang bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya tingkat prestasi para siswa juga akan naik.
sekolah ku
“Kebersihan sebagan dari Iman.”
Mungkin sudah banyak penelitian tentang “Hubungan Antara Prestasi Siswa dengan Lingkungan Belajarnya”, tapi sedikit sekali penerapannya di Indonesia. Bahkan pemerintah sendiri sangat kurang memahami akan kebutuhan generasi penerus mereka ini. Entah kurang memahami atau mungkin sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing?Melirik sekolah-sekolah di negara tetangga kita, sebut saja di Singapura, Malaysia, atau Australia, tentunya kita sudah ketinggalan jauh dengan fasilitas dan lingkungan sekolah mereka yang nyaman. Terlebih, siswa di sana juga mendapatkan kewajiban yang mengikat untuk sama-sama merawat lingkungan di sekitar sekolah. Mungkin itu sebabnya siswa-siswi di negara-negara tetangga kita lebih berkualitas secara rata-rata daripada di Indonesia.
Jika kita mencari korelasi antara lingkungan sekolah yang nyaman dengan prestasi siswa di sekolah, maka didapatlah fakta bahwa proses belajar mengajar itu memerlukan ruang dan lingkungan pendukung untuk dapat membantu siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar. Mengapa begitu? Karena belajar memerlukan kondisi psikologi yang mendukung. Jika para siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan dengan kelas yang bersih, udara yang bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya tingkat prestasi para siswa juga akan naik.
Mungkin sudah banyak penelitian tentang “Hubungan Antara Prestasi Siswa dengan Lingkungan Belajarnya”, tapi sedikit sekali penerapannya di Indonesia. Bahkan pemerintah sendiri sangat kurang memahami akan kebutuhan generasi penerus mereka ini. Entah kurang memahami atau mungkin sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing?Melirik sekolah-sekolah di negara tetangga kita, sebut saja di Singapura, Malaysia, atau Australia, tentunya kita sudah ketinggalan jauh dengan fasilitas dan lingkungan sekolah mereka yang nyaman. Terlebih, siswa di sana juga mendapatkan kewajiban yang mengikat untuk sama-sama merawat lingkungan di sekitar sekolah. Mungkin itu sebabnya siswa-siswi di negara-negara tetangga kita lebih berkualitas secara rata-rata daripada di Indonesia.
Jika kita mencari korelasi antara lingkungan sekolah yang nyaman dengan prestasi siswa di sekolah, maka didapatlah fakta bahwa proses belajar mengajar itu memerlukan ruang dan lingkungan pendukung untuk dapat membantu siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar. Mengapa begitu? Karena belajar memerlukan kondisi psikologi yang mendukung. Jika para siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan dengan kelas yang bersih, udara yang bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya tingkat prestasi para siswa juga akan naik.
Langganan:
Postingan (Atom)